STUDI KITAB TAFSIR JALALAIN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Al-Qur`an
Karim Adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. melalui perantara
Malaikat Jibril dan membacanya merupakan ibadah.Kitab ini merupakan Hujjah Dan
Mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw yang berdiri tegak didunia sebagai saksi
atas Kerasulan dan bukti atas Kenabiannya dan menunjukkan akan kebenaran dan
kejujurannya.Tujuan utama Al-Qur`an diturunkan adalah sebagai pedoman hidup
manusia dalam menata hidup manusia dalam menata kehidupan sehingga mereka
mendapat kebahagiaan di Dunia dan Akhirat.
Sejak diturunkannya Al-Qur`an
Al-Karim umat Islam tertuju perhatiannya terhadap sebuah Firman Tuhan Yang
dijadikan Sebagai Pedoman dan Pijakan Hidup.daalam Beragama,Berekonomi,Dan
Berpolitik.Pada Zaman Dahulu Tokoh-Tokoh Mufassir Sangatlah Sedikit,Hanya
Beberapa Orang Yang Memiliki Kemampuan Dalam Menguasai Ilmu Tafsir.Seiring
Berjalannya Waktu,Muncullah Para Tokoh Mufassir Yang Belajar Dan Berkelana Ke
Sebagian Permukaan Bumi Untuk Berguru Dan Menguasai Al-Qur`An Sesuai Dengan
Kultur Dan bahasa Aslinya Yaitu Bahasa Arab.
Di Indonesia kebutuhan tafsir
sangatlah tinggi yang dibuktikan dengan banyaknya tokoh ahli tafsir yang menafsirkan quran dengan bahasa asli ibu
pertiwi ada sebuah tafsir yang berkembang dan dijadikan rujukan di Indonesia
bagi para santri, atau ulama yang mendalami ilmu agama, Yaitu Tafsir
Jalalain.sebuah tafsir karya dua ulama yang sangat popular.karnyanya ini
mendunia dan bahkan selalu menjadi rujukan baik itu dalam kajian yang ringan bahkan
kajian yang mendalam atau berat sekalipun.disamping penjelasan yang
singkat,tafsir ini menjadi popular dalam masyarakat awam bahkan intelektual.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Biografi As-Suyuthi Dan Al-Mahalli?
2. Bagaimana
Sumber Penafsiran Dalam Tafsir Jalalain?
3. Bagaimana
Metode Dan Corak Penafsiran Dalam Tafsir Jalalain?
C. Tujuan
Masalah
1. Untuk
Mengetahui Biografi As-Suyuthi Dan Al-Mahalli.
2. Untuk
Mengetahui Sumber Penafsiran Dalam Tafsir Jalalain.
3. Untuk Mengetahui Metode Dan Corak Dalam Tafsir Jalalain
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi
Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin Asy-Syuyuthi
a. Biografi
Jalaluddin Al-Mahali
Nama lengkap
Jalaluddin Al-Mahalli adalah Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim bin
Ahmad Al-Imam Al-Allamah Jalaluddin Al-Mahalli. Beliau Lahir pada tahun 791
H/1389 M di Kairo, Mesir.[1]
Beliau lebih dikenal dengan sebutan “Al-Mahalli” yang dinisbahkan pada kampung
kelahirannya. Lokasinya terletak di sebelah barat Kairo,yang tidak jauh dari
sungai Nil.[2]
Sejak kecil, tanda-tanda kecerdasannya sudah nampak pada diri Al-Mahalli.
Beliau sangat ulet menyadap aneka ilmu, misalnya tafsir, ushul fiqih, teologi,
fiqih, nahwu, dan logika. Mayoritas ilmu tersebut dipelajarinya secara
otodidak, hanya sebagian kecil yang diserap dari ulama-ulama salaf pada
masanya, seperti Al-Badri Muhammad bin Al-Aqsari, Burhan Al-Baijuri, A’la
Al-Bukhari dan Syamsuddin bin Al-Bisati.[3]
Al-Mahalli tidak hanya dikenal
sebagai seorang mufassir, tetapi ia juga dikenal sebagai seorang fuqaha (ahli
fiqih). Sebagaimana terlihat dari karyakaryanya, beliau menganut madzhab fiqih
syafi’i, dan beliau juga dikatakan sebagai salah satu ulama terkemuka yang
menguasai fiqih empat madzhab.[4]
Dalam kitab Mu’jam Al-Mufassirin, Imam As-Sakhawi mengatakan bahwa Al-Mahalli
adalah “Sosok imam yang pandai dan berpikiran jernih, bahkan kecerdasannya di
atas rata-rata”. Meski begitu, beliau pernah berkata bahwa sebetulnya dirinya
tidak mampu banyak menghafal, mungkin karena hal ini nantinya akan menjadi
motivasi beliau untuk terus belajar dan berjuang mengarungi lautan ilmu.
Al-Mahalli merupakan seorang
penulis yang aktif, banyak sekali karyakaryanya. Al-Mahalli merupakan seorang
ulama yang memiliki kepribadian yang mulia, ‘alim dan wara’. Beliau ialah sosok
yang sederhana, jauh dari gemerlap dunia. Beliau bahkan pernah ditawari jabatan
sebagai Kadi Agung di negaranya, tetapi beliau menolak.Dalam sebuah riwayat
diceritakan bahwa meskipun beliau tidak miskin, tetapi beliau hidup pas-pasan.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, beliau bekerja sebagai pedagang. Namun,
kondisi tersebut tidak menyurutkan tekadnya untuk terus menuntut ilmu.
Jalaluddin Al-Mahalli wafat pada tahun 864 H bertepatan dengan tahun 1445 M.[5]
b. Biografi
Jalaluddin As-Suyuthi
Nama lengkap
Jalaluddin Asy-Syuyuthi adalah Al-Hafidz Jalaluddin Abil Fadhil Abdur Rahman
Abu Bakar Asy-Syuyuthi. Beliau lahir pada awal bulan Rajab tahun 849
H/Oktober 1445 M, dan wafat pada tahun 911 H/1505 M.[6]
Beliau dimakamkan di Husy Qursyun di Luar Bab Al-Qarafah, Kairo. Jalaluddin
Asy-Syuyuthi adalah salah seorang tokoh yang berpengaruh, itulah sebabnya
banyak orang yang mengomentarinya, baik orang yang mengkritik maupun yang
memujinya.[7]
Asy-Syuyuthi lahir
pada pemerintahan Dinasti Mamluk abad ke-15 M, yang sebelumnya berdiri
kekhalifahan Dinasti Abbasiyyah di Baghdad, namun jatuh ke tangan Hulago pada
pertengahan abad ke-7 H (659 H). Hal ini sangat menguntungkan bagi Asy-Syuyuthi
dalam mengembangkan karir keilmuannya,karena kenyataannya bahwa di masa
pemerintahan ini pusat-pusat studi Islam berkembang dengan pesat. Perhatian
para penguasa pusat di Mesir ataupun penguasa di Syam sangat besar terhadap
studi Islam. Pemerintahan ini memberikan ruang yang positif untuk tumbuhnya
kajian-kajian keilmuan, sehingga masa-masa ini banyak menghasilkan ulama-ulama
ternama.[8]
Asy-Syuyuthi datang dari lingkungan
cendekiawan, sehingga sejak kecil ayahnya selalu berusaha menjadikannya seorang
ilmuwan dan orang yang bertakwa. Sejak kecil, ayahnya selalu mengajaknya untuk
menghadiri berbagai majelis ilmu. Bahkan sang ayah kerap meminta para ulama
besar untuk mendo’akan anaknya.
Asy-Syuyuthi sangat produktif dalam karyanya, memiliki ingatan yang kuat
dan semangat yang tinggi sejak kecil. Maka, beliau telah menghafal Al-Qur’an
sejak usia 8 tahun. Beliau belajar pada guru yang jumlahnya kurang lebih
mencapai 600 orang, dan karyanya (kitab-kitab) mencapai sekitar 500.[9]
Sebagian kitab ini adalah karangan asli, sebagian rangkuman dari kitab-kitab
lain sebelumnya, dan sebagian lagi adalah kumpulan tulisan dan susunan. Imam
Asy-Syuyuthi besar di Kairo, dan menghabiskan hidupnya untuk belajar dan
mengajar, memberikan fatwa dan bahkan menulis. Kemudian, ketika menginjak usia
40 tahun, beliau lebih memilih untuk ber-uzlah (mengasingkan diri) dari
keramaian dunia.[10]
Imam Asy-Syuyuthi meninggal setelah sakit di Roudhotul Miqyas pada usia 61
tahun. Jenazahnya dikebumikan di pemakaman Qaushun atau Qaisun, di luar pintu
gerbang Qarafah, Kairo.
Tafsir
Jalalain memiliki nama asli Tafsir Al-Qur’anil Adzim yang ditulis oleh Imam
Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin Asy-Syuyuthi. Karena ada dua nama
Jalaluddin pada pengarang tafsir ini, maka kata jalal di tatsniyah-kan sehingga
menjadi Jalalain.[11]
Jalaluddin Al-Mahalli memulai
tafsirnya dari awal surah al-Kahfi sampai akhir Al-Qur’an. Kemudian beliau
menafsirkan surah al-Fatihah dan setelah menyempurnakannya, Ia meninggal.
Selebihnya dilanjutkan oleh Jalaluddin AsySyuyuthi dengan menggunakan metodologi
pengarang sebelumnya. Tafsir ini mengandung banyak catatan dan ungkapan ringkas
yang hampir sama denga nkebanyakan tafsir lain, baik dalam pembahasan maupun
dalam penggunaan istilah-istilah.[12]
B. Sumber Penafsiran
Sumber penafsiran merupakan
faktor-faktor yang menjadi acuan dan pegangan dalam menafsiran Al-Qur’an. Walau
tidak dipastikan kebenarannya, setidaknya dengan adanya acuan tersebut dapat
m,endekati maksud yang dituju. Sumber penafsiran di ambil garis besarnya
menurut para ulama dibagi tiga ; Bil-Matsur,i ra’yu dan kisah Israiliyyah.[13]
Jika dilihat
dari sumber penafsirannya, kitab Jalalain merupakan salah satu kitab tafsir
yang memiliki sumber penafsiran bi ra’yi, yakni penafsiran
dengan menggunakan logika dalam memberikan penjelasan dan maksud dalam sebuah
ayat yamg berdasarkan prinsip prinsip tertentu.[14]
Dalam penafsiran nya kitab Jalalain
banyak mengandung catatan ringkas yang menggunakan bahasa yang mudah difahami.
Meski demikian para ulama menjadikan tafsir ini sebagai rujukan. [15]
Tafsir Jalalain juga termasuk menggunakan sumber logika terpuji. Maksudnya
penafsiran kitab ini jauh dari kesesatan, tetap memperhatikan kaidah kaidah
kebahasaan dan kaidah kaidah penafsiran..
C.
Metode
dan Corak Penafsiran
Metode yang
digunakan dalam kitab Jalalain adalah metode Ijmali (global), yaitu penafsiran
Al-Qur’an dengan cara ringkas tanpa urain panjang. Namun tetap mudah dipahami.
Sistematika nya mengikuti urutan ayat dalam mushaf (tartib mushafi). Tafsir
Jalalain terdiri dari dua jilid, jilid pertama terdiri dari mukadimmah dan
tafsir surat Al-Baqarah sampai Al- Aisra yang merupakan karya Al-Mahalli
sedangkan jilid kedua di teruskan oleh As-Suyuti yang terdiri dari Al-Kaahfi sampai An-Nas lalu Al-
Fatihah diletakkan setelah An-nas. Serta penutup.[16]
Hubungan antara bangsa Arab dan
bangsa Ajam sangatlah berpengaruh terhadap kebahasaan bangsa arab. Bahasa Ajm
terus masuk, sehingga mempengaruhi kemurnian bahasa asli Al-Qur’an. Bahkan
orang-orang asli arab juga kesulitan memahami bahasa mereka sendiri karena tidak
sesuai dengan susunan bahasa Arab serta kaidah-kaidahnya Pada masa itu
Al-Qur’an juga di yakini sebagai sumber bahasa yang auntentik. Maka pengkajian
dan pemahamsan Al-Qur’an harus dilakukan.
Peristiwa tersebut merupakan salah
satu hal yang melatar belakangi penulisan Tafsir Jalalain. Sehingga tafsir ini
bercorak Lughawi yaitu penasiran Al-Qur’an dengan cara menerangkan kebahasaan,
menerangkan dari segi sharafnya,
menerangkan sinonim jika dirasa memiliki makna khusus. Dan menjelaskan
fungsi kata dalam sebuah kalimat. Dengan penafsiran seperti itu tafsir jalalain
ditulis ayat Al-Qur’an berada dalam kurung sedangkan penafsirannya di luar
tanda kurung.[17]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Nama lengkap Jalaluddin Al-Mahalli
adalah Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad Al-Imam Al-Allamah
Jalaluddin Al-Mahalli. Beliau bukan
hanya di kenal sebagai seorang mufassir tapi juga dikenal sebagai ulama Ahli
fiqih yang menganut madzhab Syafi’I, dan menguasai empat madzhab. Selanjutnya
yakni As-Suyuthi. Nama lengkap Jalaluddin Asy-Syuyuthi adalah Al-Hafidz
Jalaluddin Abil Fadhil Abdur Rahma n Abu Bakar Asy-Syuyuthi. Asy-Syuyuthi lahir
pada pemerintahan Dinasti Mamluk (sebelum dinasti Abbasiyah). Beliau dikenal
sebagai orang yang cerdas, As-Suyuthi sudah hafal Al-Qur’an di usia 8 tahun,
berguru kepada lebih dari 600 guru dan memiliki karya sekitar 500.
Tafsir Jalalain memiliki nama asli
Tafsir Al-Qur’anil Adzim yang ditulis oleh Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam
Jalaluddin Asy-Syuyuthi. Karena ada dua nama Jalaluddin pada pengarang tafsir
ini, maka kata jalal di tatsniyah-kan sehingga menjadi JalalainJika dilihat
dari sumber penafsirannya, kitab Jalalain merupakan salah satu kitab tafsir
yang memiliki sumber penafsiran bi ra’yi Metode yang digunakan dalam
kitab Jalalain adalah metode Ijmali (global), yaitu penafsiran Al-Qur’an dengan
cara ringkas tanpa urain panjang. Namun tetap mudah dipahami. Corak pada
tafsir Jalalain termasuk corak lughawi karena lebih menekankan penafsiran dari
segi bahasa.Corak tersebut tidak terlepas dari penulisan tafsir Jalalain yang
dilatar belakangi oleh tercampurnya
bahasa arab murni dengan bahasa Ajm.
DAFTAR
PUSTAKA
Zaini Muhamma. “Sumber-Sumber
Penafsiran”. Jurnal Substantia, Vol 14 No. 1
(Banda Aceh; April 2012)
Yana Rendi Fitra dkk, Tafsir BI
ra’yi, VOL. 2 No 1, (Pena Cendika : Maret 2020)
Thameem Ushama, Metodologies of The
Quranic Exegesis, Hasan Basri dan Amroeni (Penj),Metodologi Tafsir Al-Qur’an
Kajian Krisis, Objektif dan Kompehensif, Jakarta : Riora Cipta’2000)
Sanaky , H. A.( 2008) “Metodologi Tafsir (Perkembangan Metode
Tafsir Mengikuti Warna atau Corak Mufassir), Al-Mawarid Journal of Islamic Law,
18
Syakur
Wahyudi. (2008) Biografi Ulama Pengarang Kitab
Salaf(Jombang : Dar al-hikmah
Muhammad Husain Adz Dzahabi, (2015),
Tafsir Wal-Mufassirun Terjemah Muhammad Sofyan (Medan:Penerbit Perdana Mulya
Sarana)
Saiful Amin Ghofur, (2008)Profil Para
Mufasir Alqur’an ( Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
Khudari Bik, Tarikh Al-Tasyri (
Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,n.d.)
Tahir Sulaiman, Jalal Al-Din
Al-Suyuti: Asruhu, Hayatuhu Wa Asaruhu Wa Mani’
A.Hasyimy, Sejarah Kebudayaan Islam
(Jakarta: Bulan Bintang,1979)
Muhammad Husain Adz Dzahabi, Tafsir
Wal Mufassirun Terjemah Muhammad Sofyan.
Sri Mahrani,”Metode Jalaluddin
Al-Suyuthi Dalam Menafsirkan Al-Qur’an Tinjauan Terhadap Tafsir Al-Durr
Al-Mantsur Fi Al-Tafsir Al-Ma’tsur”( Universal Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau,2011).
Dahlan Abdul Aziz,Abdullah
Taufiq,Ambari Hasan Muarif, Ensiklopedi Islam, Cet. VII (Jakarta: PT. Ichtiar
Baru, 2001)
[2] Muhammad
Husain Adz Dzahabi,Tafsir Wal-Mufassirun Terjemah Muhammad Sofyan
(Medan:Penerbit Perdana Mulya Sarana,2015),21.
[3] Saiful Amin
Ghofur, Profil Para Mufasir Alqur’an ( Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani,2008),110.
[4] Khudari
Bik, Tarikh Al-Tasyri ( Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,n.d.),249.
[5] Saiful Amin
Ghofur, Profil Para Mufassir Al-Qur’an,111.
[6] Tahir
Sulaiman, Jalal Al-Din Al-Suyuti: Asruhu, Hayatuhu Wa Asaruhu Wa Juhuduh,Fi
Al-Dars Al-Lughawi ( Beirut: al-Maktab al-Islami,1989), 91-92.
[7] Mani’ Abd
Halim Mahmud, Metodologi Tafsir: Kajian Komprehensif Metode Para ahli Tafsir
(Jakarta: PT.Raja Grafinda Persada,2006),126.
[8] A.Hasyimy,
Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang,1979),396.
[9] Muhammad
Husain Adz Dzahabi, Tafsir Wal Mufassirun Terjemah Muhammad Sofyan.
[10] Sri
Mahrani,”Metode Jalaluddin Al-Suyuthi Dalam Menafsirkan Al-Qur’an Tinjauan
Terhadap Tafsir Al-Durr Al-Mantsur Fi Al-Tafsir Al-Ma’tsur”( Universal Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,2011).
[11] Dahlan
Abdul Aziz,Abdullah Taufiq,Ambari Hasan Muarif, Ensiklopedi Islam, Cet. VII
(Jakarta: PT. Ichtiar Baru, 2001),198.
[12] Thameem
Ushama, Metodologi Tafsir Al-Qur’an: Kajian kritis, Objektif &
Komperehensif (Jakarta: Riora Cipta ,2000),77.
[13] Muhammad
Zaini, Sumber-Sumber Penafsiran, Jurnal Substantia, Vol 14 No. 1 (Banda Aceh; April 2012), hal 30
[15] Thameem
Ushama, Metodologies of The Quranic Exegesis, Hasan Basri dan Amroeni (Penj),
Metodologi Tafsir Al-Qur’an Kajian Krisis, Objektif dan Kompehensif, Jakarta :
Riora Cipta’2000), hal. 77
[16] Sanaky , H. A. “Metodologi Tafsir
(Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna atau Corak Mufassir), Al-Mawarid
Journal of Islamic Law, 18, 2008, hal
272
[17] Rohmi Kariminah, enafsiran
Ayat-Ayat Tharah Dalam Kitab Tafsir Jalalain, Skripsi IAIN Bengkulu 2019, hal.
51
Komentar
Posting Komentar